Senin, 28 Mei 2012

Desa Jenang





Bagi sebagian besar masyarakat kita tentunya tidak asing lagi dengan penganan yang satu ini. Jenang atau biasa sebut juga dengan dodol, yakni makanan yang terbuat dari santan kelapa, tepung beras, gula pasir, gula merah dan garam. Dikategorikan sebagai makanan manis, membuat dodol yang bermutu tinggi dibutuhkan sebuah keahlian yang khusus dalam proses pembuatannya. Selain waktu yang dibutuhkan cukup lama ketelitian juga sangat diperlukan agar dodol yang dihasilkan nantinya akan mempunyai cita rasa yang tinggi.

Pada umumnya telah menjadi tradisi dari masyarakat Tanjung Belit Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis. Panganan yang lebih populer dikenal sebagai istilah “Jenang” ini telah menjadi warisan budaya turun-temurun dari generasi ke generasi masyarakat Tanjung Belit, tidak heran jika desa ini lebih dikenal sebagai desa jenang. menjadikan jenang sebagai wisata kuliner andalannya. Selain mempunyai rasa yang enak dan manis, jenang juga dapat disimpan dalam waktu yang realtif lama bahkan berbulan-bulan. Tentu saja dibutuhkan tekhnik pengemasan yang baik pula agar jenang-jenang tersebut dapat bertahan dalam jangka waktu yang relative lama. 


Biasanya jenang disajikan kepada para tamu pada hari-hari tertentu seperti perayaan hari-hari besar, Pesta pernikahan, lebaran dan lain sebagainya. Anda penasaran bukan? jika ingin mencicipi dan menikmati aneka rasa jenang dimulai dari jenang durian, jenang labu, jenang nangka dan sebagainya, saya sarankan sebagai pilihan wisata kuliner anda untuk datang ke Desa Tanjung Belit pada saat lebaran. Karena pada saat itu, mayoritas masyarakat Tanjung Belit menyiapkan dan menyajikan jenang sebagai makanan kepada para tamu disamping kue-kue dan makanan yang lainnya sebagai jamuan.

Senin, 21 Mei 2012

Gaya Anak Sekarang


Anak-anak sedang asyik bermain Laptop
“Lain Bulu Lain ilalang”.. Lain dulu lain sekarang, pribahasa ini merujuk pada perbandingan anak sekolahan era 80-90an dengan anak sekolahan jaman sekarang, seperti membandingkan bumi dengan langit beserta isi-isinya. Jaman dulu kita belum mengenal alat komunikasi seperti handphone apalagi pejerrrr..dan bahkan telepon rumah. Selain kendala informasi, kebutuhan akan penerangan juga masih minim, bisa dibayangkan jika kita sekolah dulu belajar masih pake lampu petromak, atau lampu minyak tanah (masyarakat Belit biasa menyebut UPLIK/DIAN). Namun kendala-kendala tersebut tidak menjadi sebuah masalah yang besar untuk maju.

Bicara sekarang, ada fakta menarik terkait perbedaan tersebut. Dimulai dari perilaku yang konsumtif dan prinsip ingin lebih; - dari yang lain, mempengaruhi perubahan gaya hidup dan tingkah laku. Pengaruh kemajuan jaman dan teknologi turut membawa dampak tersendiri misalnya, Ngomongin internet, jelas jauh bedanya sama jaman dulu. Cari informasi apapun cukup mengetikkan kata kunci di mesin pencari. Apapun bisa di lihat lewat yang namanya internet. Makanya warung internet tumbuh bak jamur sekarang. Tugas-tugas sekolah sudah tidak jamannya lagi menggunting-gunting majalah dan koran untuk dijadikan klipping, tinggal cari di internet terus di print. Dunia seakan digenggaman tangan karena lewat hand phone internet juga bisa di akses. Ngerumpi dengan teman-teman sekolah, ngomongin tugas sekolah, nggak perlu harus berkumpul di tempat yang sama. Sambil tiduran mereka bisa ngrumpi dan diskusi di facebook atau di twitter bahkan anak play group pun sudah mahir menggunakan PC, laptop atau komputer tablet. Ckckckckckc….bisa jadi didalem perut pun uda pada internetan..

duhh..enakkknyaaa..yang lagi serius..

Soal hobi tulis menulis, dulu untuk membuat tulisan yang ingin dimuat di sebuah media, harus dikonsep lalu diketik untuk kemudian dikirimkan ke media koran atau majalah. Sarana menyalurkan hobi menulis paling sederhana adalah majalah dinding sekolah. Kalau di muat dan dibaca temen satu sekolah rasanya suuueeeneng banget. Sekarang, saya cukup bangga dengan anak-anak sekolah yang punya hobi menulis. Banyak tempat untuk menyalurkan hobinya itu, bisa di blog pribadi dan lain-lain. Kemajuan teknologi memiliki banyak dampak positif untuk anak-anak sekolah, walau tidak juga mengabaikan dampak negatifnya.

Jadul yang Cool
Kemajuan jaman memang membawa konsekuensi positif dan negatif. Peran kita orang tua menjadi filter buat anak-anak untuk menyaring hal yang negatif menjadi sangat penting.  Orang tua juga perlu tahu banyak soal teknologi biar nggak ketinggalan dengan anak-anak sehingga nggak kecolongan. Orang tua juga butuh belajar juga soal ini, kalau nggak tau bertanya pada anak bukan hal yang dapat membuat kita jatuh dimata anak??

Galleri BBQ


















Minggu, 20 Mei 2012

FACEBOOK JAMAN BATU


Ilmuwan Cambridge, Inggris mempelajari "Facebook" versi prasejarah untuk mendapatkan wawasan unik mengenai keseharian leluhur kita. Peneliti menganalisa ribuan gambar yang digores pada situs dua batu granit. Batu situs di Swedia dan Rusia ini seukuran lapangan sepakbola. Para arkeolog percaya bentuk awal jejaring sosial yang digunakan pada Zaman Perunggu ini berfungsi untuk menjalin komunikasi. Situs ini dimanfaatkan berbagai klan untuk berbagi pengetahuan dan tips mengenai berburu dan kebutuhan bertahan hidup lainnya. Seni batu Namforsen, Swedia ini digambarkan para ilmuwan sebagai bentuk prasejarah dari Facebook. Coretan di batu itu memuat gambar binatang, manusia, perahu, dan pesta perburuan.
Para peneliti berkeyakinan manusia kuno menggunakan lokasi yang sama untuk menggambar dan berkomunikasi selama ribuan tahun. Manusia gua menganggap tempat itu dapat memberikan "kenyamanan" dan "koneksi" mendalam antar manusia. Arkeolog Cambridge, Mark Sapwell menggunakan teknologi terbaru untuk menganalisa beberapa tipe gambar. 
"Ada sesuatu yang spesial dengan tempat ini. Saya rasa orang-orang itu ke sini karena mereka mengetahui orang-orang lain telah datang ke sini sebelumnya," ujar Sapwell seperti dilansir dari Dailymail.co.uk. "Sama seperti hari ini, orang selalu ingin berkoneksi satu sama lain. Ini merupakan ekspresi identitas untuk masyarakat pada masa yang sangat awal ketika bahasa tulisan belum tercipta," imbuhnya. Sama seperti Facebook, situs purbakala ini mengundang komentar terbuka. Variasi gambar baik cerminan maupun interpretasi ulang berlaku seperti panggilan dan respon. Cara komunikasi ini berlaku untuk kelompok pemburu dari ratusan hingga ribuan tahun lalu.  "Serupa Facebook, status mengundang komentar. Seni batu ini tampak sangat sosial dan mengundang untuk ditambahkan," ujar Sapwell.

Situs yang diduga Facebook jaman kuno

Dua situs purba yang diteliti yakni Zalavruga di Rusia dan Namforsen di Swedia Utara. Keduanya mengandung 2.500 gambar. Peneliti juga menemukan seni prasejarah ini juga berkembang menjadi "mobile". Berawal dari batu hingga muncul di beberapa perkakas seperti pegangan pisau dan pot."Situs-situs tersebut berada pada jaringan sungai. Perahu diperkirakan menjadi alat transportasi Zaman Perunggu," tambah Sapwell. Seni batu yang dipelajari Sapwell berada di dekat jeram dan air terjun. Tempat ini kemungkinan menjadi lokasi manusia gua meninggalkan sungai dan berjalan berkeliling. "Inilah tempat alami untuk berhenti dan meninggalkan jejak Anda saat perjalanan, semacam gardu artistik," ujar Sapwell.